Selasa, 16 Agustus 2011

KATA MUTIARA YANG COCOK DAN BAGUS BUAT UPDATE STATUS

"cinta yg paling sejati adalah cinta yg terdiri dr dua org saja & tdk ada tempat lagi bagi org ketiga"

"cinta itu bukan sumber bahagia, tetapi ketiadaan cinta adalah sumber derita"

"cinta itu bagaikan api, ia tdk boleh di permainkan, bila di permainkan akan membakar diri anda sendiri"

"cinta adlah sesuatu hal yg aneh, jika manusia menggenggamnya trlalu longgar, maka ia akan lari"

"cinta yg mengadakan pertemuan dan cinta pulalah yg membuat perpisahan"

"cinta yg di mulai dengan api semangat yg membakar, sering kali berakhir dg dingin dan beku"

"cemburu adalah dinding antara cinta dan benci"

"cinta hati itulah yg sekuat-kuat cinta, tetapi cinta mata tak dapat menahan panas dan hujan"

"cinta membuat org lemah menjadi kuat, dan org kuat menjadi lemah"

"cintailah kekasihmu selamanya, namun Tuhan jualah yg harus menumpahkan rasa kasih dan cinta selama kau hidup"

"cinta adlah perasaan tarik menarik di dalam hati dua manusia yg berlainan jenis untuk saling merasakan suka duka masing-masing"

"cinta sejati itu seprti hantu, hampir semua org membicarakannya tp hanya sedikit orang yg pernah menjumpainya"

"cintailah Tuhanmu, dan Ia akan tinggal denganmu. Taatilah Tuhanmu dan Ia akan memperlihatkan rahasia kebenaran yg sejati"

"didalam percintaan hanya permulaan yg menarik, itulah sebab banyak orang yg sering memulai kembali"

"diantara hal-hal yg diperjualbelikan, cinta tiruan lebih mahal harganya"

"godaan senantiasa menghalangi setiap org untuk berbuat baik, maka dri itu tajamkan diri dari setiap pengaruh"

"gagal dalam perjuangan belum tentu berarti kemunduran"

"Hidup tak ada harganya bagi org yg tak mempunyai seorangpun kawan sejati"

"haari bekerja u/ si pemalas adalah besuk, hari liburnya ialah hari ini"

"Hati-hatilah dengan berjanji karena hal itu akan menjadi ukuran sampai dimana keluhuran budimu"

"Hidup miskin dan melarat adalah suatu ujian bagi manusia yang ingin menaiki tangga sukses"

"ilmu yg tiada di amalkan adalah kosong dan pekerjaan yg tiada di selesaikan adalah sia-sia"

"berbahagialah org yg mendapat hikmat dan pengetahuan karena hal itu lebih berharga dari pada batu permata"

"jangan bersenang hati jika melihat org yg membencimu mendapat kesusahan"

"jangan cepat-cepat memberi maaf kepada org yg telah melukai hatimu, apabila kau cepat memberinya maaf engkau akan di remehkan org"

"jika kita tdk memiliki apa yg kita sukai, kita mesti menyukai apa yg kita punyai"

"jika kamu tdk dpt mncapai tujuanmu melaui satu jalan, berusahalah mencarinya dg jalan lain"

"jangan membuang waktu semenitpun untuk memikirkan org2 yg tidak kita sukai"

"jikalau anda hendak menghilangkan kekikiran dan kerakusan, maka anda harus memusnahkan dulu ibunya, yaitu kemewahan"

"jadikanlah dirimu sbagai lautan yg luas, apapun kejadian itu harus di terima dengan tawakal & dengan iman yang tebal"

"Sahabat yang sejati menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran"

"jangan biarkan lidahmu memotong lehermu sendiri"

"jangan melupakan pengalaman2 , itu dapat menjadi penuntun di kemudian hari"

"Kegagalan adalah celaka kecil dan putus asa adlah celaka besar"

"Kalau kehormatan menjadi pakaianmu, maka ia akan tahan seumur hidup, tetapi kalu pakaianmu itu menjadi kehormatanmu maka ia akan robek dengan cepat"

"lebih baik melarat dg hormat dari pada kaya tapi terhina"

"Mengerti dan memaklimi segala-galanya membuat org menjadi pemaaf dan penyantun"

"Orang baik ialah orang yang malu jika perkataan y melebihi perbuatannya"

"Obat yg paling mujarab untuk menghilangkan kecemasan adalah kpercayaan kepada agama"

"Peliharalah dengan baik cita-citamu dg baik, karena bila cita-citamu sudah padam maka samalah artinya dengan mati"

"Perkataan yang menyenangkan bagaikan sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang"

"tiap bertambah ilmuku, bertambah pula aku kenal kebodohanku"

"Hati yg tenang menyegarkan tubuh, tapi iri hati membusukkan tulang"

"Waktu dapat menjadikan kita bahagia,akan tetapi waktu pun juga dapat menjadikan kita menderita"

"Barang siapa memelihara mulutnya & lidahnya, maka ia telah membebaskan dirinya dari kesusahan"

"berpikirlah hari ini dan berbuatlah hari esok"

"Barang siapa yg menyumbat telinganya akan tangisnya org miskin, maka iapun kelak akan berteriak, tetapi tiada yg mendengar akan suaranya"

"Bila pergi membawa bekal, bila mati membawa amal"

"Betapapun bijaksananya mereka tetapi menjadi tolol di kala bercinta"

"Bila anda ingin jujur kpda orang lain, jujurlah terlebih dahulu terhadap diri sendiri"

INDONESIAN FOOTBALL

Tim nasional sepak bola Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Indonesia
Lambang asosiasi
Julukan Timnas (oleh rakyat Indonesia)
Merah Putih
Garuda
Garuda Merah Putih
Asosiasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)
Konfederasi AFC (Asia)
Pelatih Bendera Belanda Wim Rijsbergen
Asisten Pelatih Bendera Indonesia Rahmad Darmawan
Bendera Indonesia Aji Santoso
Bendera Indonesia Widodo Cahyono Putro
Kapten Firman Utina
Bambang Pamungkas
Penampilan terbanyak Bambang Pamungkas (76)
Pencetak gol terbanyak Bambang Pamungkas (39)
Stadion kandang Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)
Kode FIFA IDN
Peringkat FIFA 132 (29 Juni 2011)
Peringkat FIFA tertinggi 76 (September 1998)
Peringkat FIFA terendah 153 (Desember 1995, Desember 2006 dan Juli 2008)
Peringkat Elo 131
Peringkat Elo tertinggi 35 (November 1969)
Peringkat Elo terendah 155 (4 Desember 1995)

Kostum kandang
Kostum tandang
Pertandingan internasional pertama
Flag of the Netherlands.svg Hindia Belanda 1–0 Singapura Flag of the British Straits Settlements (1874-1942).svg
(Batavia, Hindia Belanda; 28 Maret 1921)
Kemenangan terbesar
 Indonesia 13 - 1 Filipina 
(Jakarta, Indonesia; 23 Desember 2002)
Kekalahan terbesar
 Denmark 9 - 0 Indonesia 
(Kopenhagen, Denmark; 3 September 1974)
Piala Dunia
Penampilan 1 (pertama kali pada 1938)
Hasil terbaik Babak 1 (1938, sebagai Hindia-Belanda)
Piala Asia
Penampilan 4 (pertama kali pada 1996)
Hasil terbaik Babak 1 (1996, 2000, 2004, 2007)
Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938. Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepak bola, menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepak bola Asia.
Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan. Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002, dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Senin, 15 Agustus 2011

TERAPI UNTUK ANAK AUTIS

TERAPI UNTUK ANAK AUTIS

Ada empat terapi utama untuk anak autis. Semuanya harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi.


1. Terapi Perilaku

Gangguan perilaku diatasi dengan terapi perilaku (behavioral). Tujuannya agar perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan ditambahkan. Terapi perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral Analysis (ABA) yang diciptakan oleh O. Ivar Lovaas, PhD dari University of California Los Angeles (UCLA).

Terapi ini berupaya memberikan rewards positif jika anak merespons secara benar sesuai dengan instruksi yang diberikan. Jika responnya tidak positif, anak tidak mendapatkan hukuman melainkan tidak mendapatkan rewards positif. Terapi dilakukan untuk mengajari anak tentang aturan.


2. Terapi Wicara

Terapi wicara dilakukan untuk mengatasi gangguan bicara pada anak autis. Terapi dilakukan dengan rutin, teratur dan intensif. Sehingga gangguan bicara anak berkurang, sementara kemampuan berbicara dan memahami kosakatanya meningkat.


3. Terapi Biomedik

Banyak pakar menemukan, anak penyandang autisma mengalami banyak gangguan metabolisme dalam tubuhnya yang memengaruhi susunan saraf pusat sedemikian rupa, sehingga fungsi otak terganggu. Gangguan tersebut bisa memperberat gejala autisme atau memicu timbulnya gejala autisme.

Terapi berupaya mencari semua gangguan tersebut di atas dan bila ditemukan, harus diperbaiki. Dengan demikian diharapkan fungsi susunan saraf pusat bisa bekerja dengan lebih baik sehingga gejala-gejala autisme berkurang atau bahkan menghilang.

Pemeriksaan yang dilakukan biasanya adalah laboratorik yang meliputi pemeriksaan darah, urine, rambut dan feses. Juga pemeriksaan colonoscopy dilakukan bila ada indikasi.

Terapi biomedik tidak menggantikan terapi-terapi yang telah ada, seperti terapi perilaku, wicara, okupasi dan integrasi sensoris. Terapi biomedik melengkapi terapi yang telah ada dengan memperbaiki “dari dalam”, sehingga diharapkan perbaikan akan lebih cepat terjadi.


4. Terapi Sensori Integrasi

Banyak gangguan integrasi sensori anak autis. Di antaranya: pengendalian sikap tubuh, motorik halus, motorik kasar, dan lain-lain. Integrasi sensori berarti ketidakmampuan mengolah rangsang sensori yang diterima.

Aktivitas fisik yang terarah, bisa menimbulkan respons yang adaptif yang makin kompleks. Dengan demikian efisiensi otak makin meningkat. Terapi integrasi sensoris meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehingga ia lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya. Aktivitas integrasi sensoris merangsang koneksi sinaptik yang lebih kompleks, dengan demikian bisa meningkatkan kapasitas untuk belajar.



TERAPI ALTERNATIF

Tidak ada satu terapi yang efektif, terapi itu harus dilakukan secara terpadu.

1. Terapi akupunktur

Akupunktur adalah menusuk titik-titik persarafan pada bagian tubuh dengan jarum. Titik-titik yang ditusuk tentu yang berhubungan dengan organ-organ yang sakit. Nah, bagi penyandang autisma, yang ditusuk adalah bagian tubuh yang berhubungan dengan otak. Ini karena gangguan autisma berkaitan dengan otak. Terapi ini berusaha membuat stimulasi sistem saraf agar dapat berfungsi optimal. Agar mendapatkan hasil perkembangan, terapi tusuk jarum harus disertai terapi lainnya secara terpadu. Termasuk terapi wicara, okupasi, integrasi, sensori, dan terapi biomedik. Anak pun harus mendapatkan diet yang sesuai.


2. Terapi musik

Terapi ini bertujuan mempertajam daya konsentrasi anak autis. Pun mengasah kemampuan berkomunikasi anak. Anak-anak autis diberi materi pengenalan nada, ketukan-ketukan, bunyi drum, dan sebagainya. Jika sudah dikuasai, maka penyandang dapat menguasai keterampilan lebih lanjut seperti belajar piano.

Stimulasi ini bertalian erat dengan fungsi pengaturan otak pada tubuh. Konsentrasi anak meningkat, fungsi tubuh lainnya juga otomatis membaik. Hal yang jelas, untuk terapi ini dibutuhkan bantuan minimal dua orang ahli, ahli musik dan terapis.

3. Terapi lumba-lumba

Jeri Novaro Sumual dari Kompartemen 99 Dolphin Therapy mengungkapkan, terapi lumba-lumba (TLL) untuk anak-anak berkebutuhan khusus telah lama diselenggarakan di Amerika. Penelitian di Miami dan Florida menunjukkan adanya dampak positif dari terapi lumba- umba ini. Salah satunya adalah yang dilakukan psikolog Prof. David Nathanson dan ahli saraf David Cole dari Florida International University.

Dalam situsnya, Nathanson dan Cole mengungkapkan adanya perubahan yang cukup signifikan pada otak manusia sebelum dan sesudah ia berinteraksi dengan lumba-lumba. “Sel-sel saraf otak yang awalnya tegang akan menjadi lebih relaks ketika mendengar suara lumba-lumba. Di dalam tubuh, gelombang suara lumba-lumba yang diterima mampu melepaskan hormon endorfin yang berfungsi menghalau ketegangan.” Kondisi inilah yang membuat TLL dinilai efektif untuk anak berkebutuhan khusus. Selain itu, gelombang suara yang dikeluarkan lumba-lumba juga cukup berpengaruh terhadap terapi dengan cara memengaruhi perubahan susunan metabolisme tubuh manusia.

Untuk memulainya, tentu penyandang autis harus dikenalkan terlebih dahulu dengan air. Selanjutnya secara bertahap anak dapat bermain dengan lumba-lumba.


3. Terapi Hiperbarik

Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien menghirup oksigen murni pada tekanan udara lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal. Anak yang mengalami autis dapat menjalani terapi hiperbarik. Tentunya bukan sebagai terapi utama, melainkan terapi tambahan. Seperti diketahui, anak autis cenderung memiliki imunitas tubuh yang menurun. Lantaran itu, faktor alergi dan risiko infeksi cukup tinggi. Nah, terapi hiperbarik dapat mengurangi gangguan alergi yang dialami. Selain itu, terapi ini dapat membantu mengatasi gangguan metabolisme otaknya menuju perkembangan yang lebih baik. Namun perlu diingat, hasil yang didapat anak autis tentu akan berbeda satu dengan lainnya.



AUTISMA BISA SEMBUH?

Dulu, ada anggapan autisma tidak dapat “disembuhkan”. Ini karena dulu diduga penyebabnya adalah murni genetik. Selain itu anggapan keliru lainnya, gangguan di otak terjadi sebelum lahir, ada kelainan otak pada anak autis dan sampai saat ini tidak ada orang yang “sembuh” dari autisma.

Sekarang pendapat itu berubah. Gen saja tidak cukup mencetuskan autisma. Faktor lingkungan berperan dalam mencetuskan autisma, sehingga terjadi gangguan pada tubuh maupun otak yang lalu menimbulkan gangguan perilaku. Perubahan otak juga bisa terjadi setelah lahir, autisma memengaruhi otak dan tubuh. Gangguan pada tubuh dapat disembuhkan, dimana itu juga dapat memperbaiki fungsi otak. Selain itu, beberapa penemuan membuktikan banyak anak autis yang “menyembuh”.

Logikanya sederhana, jika semua gangguan di tubuhnya disembuhkan, maka otaknya akan berfungsi dengan baik. Hal yang penting dilakukan adalah diagnosis dini penyandang autisma. Karena semakin awal peyandang dideteksi, maka semakin baik anak kembali ke dalam jalur perkembangan normal. Selain itu, penatalaksaan penyandang juga harus komprehensif dan terpadu. Tidak cuma itu. Penyembuhan dan perbaikan juga tergantung dari banyak faktor, seperti berat/ringannya gangguan di otak, berat/ringannya gangguan, dan faktor lainnya.

Cuma perlu diingat, definisi sembuh di sini bukan berarti anak autis tiba-tiba berubah menjadi anak normal, melainkan anak autis dapat berkembang, berperilaku, berbicara, membina hubungan sosial, dan mengembangkan kemampuannya layaknya anak normal. Pada kondisi tertentu, di saat tertekan, misalnya, anak autis mungkin saja menunjukkan perilaku anehnya seperti berteriak, menari-nari di atas meja, atau mengamuk.

Selain itu, tidak ada terapi instan untuk menyulap anak autis menjadi normal. Yang ada, anak harus mendapatkan terapi selama bertahun-tahun, mengeluarkan dana, tenaga, dan biaya yang besar. Dengan cara itu, banyak anak autis yang mengalami perkembangan luar biasa.

Grandest MOSQUE IN INDONESIA

MASJID TERMEGAH DI INDONESIA

Bangunan dipilih berdasarkan besar dan keindahan dari mesjid-mesjid tersebut.
Masjid Rahmatan Lil-Alamin

Masjid Rahmatan lil Alamin dibangun di Kampus Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Mesjid ini sangat megah. Masjid ini bisa disebut sebagai salah satu mesjid terbesar di dunia yang berukuran 6 hektar dan berlantai 6 dengan kapasitas mencapai 100.000 orang.
Masjid Istiqlal, Jakarta

Masjid Istiqlal merupakan masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta. Pada tahun 1970-an, masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Sukarno.
Masjid Al-Akbar Surabaya

Masjid Al-Akbar dibangun di atas lahan 11,2 hektar di Surabaya, Jawa timur dengan gaya arsitektur yang unik dan modern. Mesjid ini merupakan salah satu mesjid terbesar di Indonesia. Kesan unik dari bangunan ini terletak pada desain kubah masjid yang unik seperti struktur daun dengan kombinasi warna hijau dan biru yang memberikan kesan sejuk dan segar.
Masjid kubah emas Dian Al Mahri

Masjid Dian Al Mahri lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kubah Emas Depok. Mesjid ini merupakan salah satu mesjid di dunia yang dibangun dengan kubah yang terbuat dari emas. Masjid ini dapat membuat takjub siapapun yang pernah melihatnya karena keindahannya terutama kubahnya yang terbuat dari emas. Mesjid ini terletak di Depok, Jawa Barat.
Masjid Islamic Centre, Samarinda
Masjid Islamic Centre, Samarinda terletak di Jl Slamet Riyadi, Samarinda, Kalimantan Timur. Bangunan masjid ini memiliki kubah utama dan ornamen-ornamen keemasan yang amat cantik. Sumber inspirasi desain masjid yang amat besar ini berasal dari Masjid Nabawi yang bersuasana religius di Madinah dipadukan dengan Masjid Agung yang artistik di Turki.
Masjid Raya Makassar

Masjid Raya Makassar tampak megah dan mewah. Kubah utama yang bertengger di puncak masjid didatangkan langsung dari Australia. Mesjid ini terletak di Makassar, Sulawesi Selatan.
Masjid At-Tin

Masjid At-Tin adalah satu masjid megah di kawasan TMII, Jakarta. Masjid At-Tin mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri. Gaya arsitektur masjid ini berusaha menonjolkan dan mengekspos lekukan bentuk anak panah pada dinding di hampir semua sudut dan ornamen yang menghiasinya.
Masjid Baiturrahman Aceh

Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid yang berada di pusat Kota Banda Aceh. Mesjid Raya Baiturrahman merupakan salah satu masjid berarsitektur termegah di dunia. Masjid ini dahulunya merupakan masjid Kesultanan Aceh yang dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Mesjid ini juga merupakan salah satu mesjid tertua dan terindah di Indonesia.
Masjid Agung An-Nur

Masjid Agung An-Nur adalah salah satu masjid termegah di Indonesia dan menjadi masjid kebanggaan masyarakat Riau. Pada malam hari, kawasan itu dihiasi dengan cahaya dari lampu yang berwarna-warni, sehingga pengunjung seakan-akan berada di kawasan Taj Mahal, India. Masjid Agung An-Nur terletak di Pekanbaru, Riau.
Masjid Raya Al-Mashun Medan

Masjid Raya Al- Mashun dikenal juga sebagai Masjid Raya Medan, salah satu peninggalan Sultan Deli yang dibangun tahun 1906 diatas lahan seluas 18.000 meter persegi. Arsitekturnya yang khas dan nilai sejarahnya membuat masjid ini kerap dikunjungi wisatawan mancanegara. Mesjid ini terletak di Medan, Sumatera Utara.

MR. SIMPLE LIRISC

SJ) Because you naughty, naughty, hey! Mr. Simple
Because you naughty, naughty, SUJU ganda!

KYUHYUN) Sesang-ee nae mamdaero ahn dwendago hwaman naemyuhn geuruhl piryo uhbji
SIWON) Guhkjuhngdo paljada jageun ire nuhmoo yuhnyuhnhaji malja mome johji anha

HEENIM) Suhngjuhgi johaddaga nappadaga geuruhn guhji mwuh heung! Shiljuhgi olladdaga dduhruhjyuhdda geuruhn ddaedo ijji
DONGHAE) Uhjjuhmyuhn gwaenchanha swiuh ganeun guhtdo joha modeun guhshi ddae ddae ddae ddae ddaega inneun guhnikka

YESUNG) Geudaega namjaramyuhn chingool manna sool han jane tuhruhbuhrigo (Alright!) Alright

RYEOWOOK) Geudaega yuhjaramyuhn chingool manna sooda dduhruh nallyuhbuhrigo (Alright!) Alright, Alright

SJ) Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaeneun geudaero muhtjyuh
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaero yeppuh (SJ Call!)
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaeneun geudaero muhtjyuh
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaero yeppuh (SJ Call!)

SJ) Gaja gaja uhsuh gaja makyuhsseul ddaen doragaja golchi apa jukkeddamyuhn oneul harooman nolgo boja
Ahn geuraedo guhchin sesang jooguhra ddwimyuhn naman jichyuh gidaryuhbwa ahkkyuhdwuh bwa nuhui nari god oltenikka

SJ) Blow your mind gara Mr. Simple
Blow your mind ddaega wajjanha dooryuhwuh malgo
Blow your mind gaja Mr. Simple
Blow your mind ddaega wajjanha joonbi dwaejjanha

SUNGMIN) Sok ssuhkneun iri han doo gaji anin sesange woorin sara geuguhn aedo ara
LEETEUK) Mwuh iruhke uhryupna woori jal muhkgo jal jago ddo jarhamyuhn geuruhke hamyuhn dweji

RYEOWOOK) Geudaega hwaga namyuhn chingool manna dwitdamhwaro pooruhbuhrigo (Alright!) Alright
EUNHYUK) Geudaega gweropdamyuhn norae boolluh sori jilluh nallyuhbuhrigo (Alright!) Alright, Alright

SJ) Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaeneun geudaero muhtjyuh
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaero yeppuh (SJ Call!)
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaeneun geudaero muhtjyuh
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaero yeppuh (SJ Call!)

EUNHYUK) Dance
LEETEUK) Jayooran ge mwuh geuri byuhlguh inna
DONGHAE) Just get it Get it
LEETEUK) Sosohan iltarui jaemi
RYEOWOOK) Doongdoongdoong koongkoongkoong
SHINDONG) Sarainneun geudael neukkigo shipna
DONGHAE) Just grab it Grab it
SHINDONG) Gaseum ddwineun nae kkoongdeurui yegi
RYEOWOOK) Doongdoongdoong koongkoongkoong
SJ) (Because you naughty, naughty)

KYUHYUN) Ije guhkjuhng hajima apen joheun nari ol guhya shimgakhan yegin da dwiro mirwuhdoogo
YESUNG) Oneureun balkge woosuhbwa geudaeui hwanhan wooseume modoo giboon jihajyuh

SJ) Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaeneun geudaero muhtjyuh
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaero yeppuh (SJ Call!)
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaeneun geudaero muhtjyuh
Bwara Mr. Simple, Simple geudaeneun geudaero yeppuh (SJ Call!)

SJ) Gaja gaja uhsuh gaja makyuhsseul ddaen doragaja golchi apa juggeddamyuhn oneul harooman nolgo boja
Ahn geuraedo guhchin sesang jooguhra ddwimyuhn naman jichyuh gidaryuhbwa ahkkyuhdwuh bwa nuhui nari god oltenikka

SJ) Blow your mind gara Mr. Simple
Blow your mind ddaega wajjanha dooryuhwuh malgo
Blow your mind gaja Mr. Simple
Blow your mind ddaega wajjanha joonbi dwaejjanha

Selasa, 09 Agustus 2011

Pengertian Autisma /Autisme

Pengertian Autisma /Autisme

Posted on Desember 13th, 2008 in Psikologi Kepribadian by DEBBY BLOG
Pengertian Autisma /Autisme
Autisma/Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang Autisma/Autisme seakan-akan hidup di dunianya sendiri. Istilah Autisma/Autisme baru diperkenalkan sejak tahun 1943 oleh Leo Kanner, sekalipun kelainan ini sudah ada sejak berabad-abad lampau ( Handojo, 2003 ).
Kartono (2000) berpendapat bahwa Autisma/Autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar keasyikan ekstrim dengan fikiran dan fantasi sendiri.
Supratiknya (1995) menyebutkan bahwa penyandang autis memiliki ciri-ciri yaitu penderita senang menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil atau bayi, misalnya dengan tidak memberikan respon ( tersenyum, dan sebagainya ), bila di ‘liling’, diberi makanan dan sebagainya, serta seperti tidak menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau sangat sedikit berbicara, hanya mau mengatakan ya atau tidak, atau ucapan-ucapan lain yang tidak jelas, tidak suka dengan stimuli pendengaran ( mendengarkan suara orang tua pun menangis ), senang melakukan stimulasi diri, memukul-mukul kepala atau gerakan-gerakan aneh lain, kadang-kadang terampil memanipulasikan obyek, namun sulit menangkap atau
Kartono (1989) berpendapat bahwa Autisma/Autisme adalah cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau diri sendiri, menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan menolak realitas, oleh karena itu menurut Faisal Yatim (2003), penyandang akan berbuat semaunya sendiri, baik cara berpikir maupun berperilaku.
Autisma/Autisme adalah gangguan yang parah pada kemampuan komunikasi yang berkepanjangan yang tampak pada usia tiga tahun pertama, ketidakmampuan berkomunikasi ini diduga mengakibatkan anak penyandang autis menyendiri dan tidak ada respon terhadap orang lain (Sarwindah, 2002).
Yuniar (2002) menambahkan bahwa Autisma/Autisme adalah gangguan perkembangan yang komplek, mempengaruhi perilaku, dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan emosional dengan orang lain, sehingga sulit untuk mempunyai ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat. Autisma/Autisme berlanjut sampai dewasa bila tak dilakukan upaya penyembuhan dan gejala-gejalanya sudah terlihat sebelum usia tiga tahun.
Yuniar (2002) mengatakan bahwa Autisma/Autisme tidak pandang bulu, penyandangnya tidak tergantung dari ras, suku, strata-ekonomi, strata sosial, tingkat pendidikan, geografis tempat tinggal, maupun jenis makanan. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan penyandang Autisma/Autisme ialah 4 : 1.
Dari keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Autisma/Autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar, merupakan gangguan perkembangan yang komplek, mempengaruhi perilaku, dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan emosional dengan orang lain dan tidak tergantung dari ras, suku, strata-ekonomi, strata sosial, tingkat pendidikan, geografis tempat tinggal, maupun jenis makanan

BAB I PERAN KELUARGA DALAM MELATIH INTERAKSI SOSIAL ANAK DENGAN AUTISME


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Masyarakat mempunyai kelompok-kelompok sosial maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya mengadakan hubungan kerjasama yaitu melalui suatu proses sosial. Unsur pokok dari stuktur sosial adalah interaksi sosial. Interaksi sosial meliputi hubungan antara manusia dengan manusia (individu dengan individu), individu dengan kelompok dan antar kelompok, yang mana dalam hubungan tersebut terdapat hubungan saling mempengaruhi secara timbal balik (Anoraga dan Widiyanti, 1993).
Interaksi mengandung arti bahwa orang dengan mengadakan reaksi dan aksi ikut memberikan bentuk pada dunia luar (keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, kelompok kerja, bangsa). Sebaliknya individu itu sendiri juga mendapatkan pengaruh dari lingkungan dan kadang-kadang pengaruh itu begitu kuat hingga membahayakan pribadinya (Monks, dkk ,2001).
Salah satu kelompok masyarakat adalah kelompok anak-anak. Anak merupakan kelompok masyarakat yang tidak lepas dari proses sosial. Mereka juga berinteraksi dengan orang lain, tetapi dalam taraf ini anak masih dalam perkembangan mengenal lingkungannya atau dalam tahap perkembangan sosial, yaitu di lingkungan sekitar rumah atau dengan tetangga, dan juga di sekolah.
Perkembangan sosial mengikuti suatu pola, yaitu suatu urutan perilaku sosial yang teratur, dan pola ini sama dengan semua anak di dalam suatu kelompok budaya. Perkembangan interaksi sosial dalam diri seorang anak, selain dipengaruhi oleh faktor dalam diri, juga banyak bersumber dari lingkungan, terutama lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan terdekat dalam kehidupan anak. Keluarga merupakan pengaruh sosialisasi yang terpenting, karena hubungan keluarga lebih erat, lebih hangat, dan lebih bernada emosional. Hubungan keluarga yang erat ini pengaruhnya lebih besar pada anak dalam berinteraksi (Hurlock, 1997).
Lingkungan yang mempengaruhi interaksi sosial anak adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga, karena di sekolah anak dalam tahap berlajar bersosialisasi dengan teman-teman yang baru dikenal. Sekolah mengharuskan mereka untuk dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan baik di dalam maupun luar kelas, tetapi tidak semua anak mampu berinteraksi dengan orang lain. Mungkin saja ada anak yang suka menyendiri atau bermain sendiri, atau bisa saja anak yang terlalu impulsif atau hiperaktif. Anak-anak yang demikian mengalami gangguan pada perkembangan sosialnya. Adanya gangguan pada perkembangan itu, hasilnya anak dapat menjadi terhambat dalam hal komunikasi atau bisa saja berbicara contohnya anak penyandang autisme (Surivina, 2005).
Istilah “autis” telah menjadi bahan pembicaraan yang hangat dikalangan masyarakat. Autis merupakan gangguan  pervasive yang mencakup gangguan-gangguan dalam komunikasi verbal dan non verbal, interaksi  sosial, perilaku emosi. Gangguan autis mempunyai rentang yang cukup panjang, pada ujung yang satu terdapat autis ringan sedangkan pada ujung yang lain berat sekali.
Autisme dapat terjadi pada semua anak tanpa memandang ras, status, sosio ekonomi, dan tingkat pendidikan. Hal ini dapat diketahui dari semakin banyaknya kasus-kasus yang berkembang di kota kecil bahkan ada juga di pedesaan, ini menjadi perhatian kita dari angka prevalensi dari tahun ke tahun semakin meningkat (Kaplan, 1996 : 713 dalam.facebook.com, 2009).
Autisme saat ini merupakan masalah yang rumit dan jumlahnya terus meningkat. Jumlah anak yang mengalami autisme di negara Indonesia pada tahun 1980 menurut Resna (2005) adalah dua sampai lima setiap 10.000 anak, tetapi dalam satu dekade, yaitu tahun 1990 meningkat sebanyak 10  kali. Bahkan di tahun 2005 jumlahnya semakin menghawatirkan yaitu hampir 160  dari 10.000 anak di negara Indonesia mengalami autisme. Yayasan Autisme Indonesia (2004) menyatakan bahwa jumlah anak yang mengalami autisme mencapai 1 berbanding 150 jumlah kelahiran. Peningkatan tersebut juga terjadi di kota  Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia yang memiliki angka pertumbuhan penduduk sebesar 2,06% per tahun. Angka kelahiran anak di kota Surabaya pada tahun 2005 menurut Badan Pusat Statistik Kotamadya Surabaya sebanyak  65.235 jiwa, sehingga jumlah anak dengan autisme diperkirakan akan meningkat sebanyak 435 anak setiap tahunnya. Namun menurut Handojo (2008), peningkatan kasus autisme tidak diikuti dengan peningkatan sumber penanganan kasus yang salah satunya adalah ketersediaan terapis yang profesional.
Menurut Simpson (2005) kemampuan anak penyandang autis dalam mengembangkan interaksi sosial dengan orang lain sangat terbatas, bahkan mereka bisa sama sekali tidak merespon stimulus dari orang lain. Autis merupakan kondisi anak yang mengalami gangguan hubungan sosial yang terjadi sejak lahir atau pada masa perkembangan, sehingga anak tersebut terisolasi dari kehidupan manusia (Sugiarto, dkk,  2004).
Yuniar (2000) mengatakan bahwa ketidakmampuan berinteraksi sosial merupakan salah satu dari trias autis. Trias autis adalah gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, tidak bisa berbagi kesenangan dengan teman dan kurang dapat berhubungan sosial dan emosional timbal balik. Gangguan interaksi antara lain : kontak mata sangat kurang, tidak bisa bermain dengan teman sebaya, tidak bisa berempati, kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional timbal balik. Perilaku yang ditujukan para penyandang autisme umumnya seringkali menjadi masalah besar bagi para orang tua dan caregiver (pengasuh, pendidik,dll). Perilaku itu dapat meliputi perilaku yang tidak wajar, berulang-ulang, perilaku agresif atau bahkan membahayakan serta perilaku-perilaku lainnya yang sering terlihat pada mereka seperti  flapping, rocking, dll. Kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan juga menjadi persoalan utama bagi para penyandang autis. Hambatan berbahasa dan berbicara memiliki andil yang besar pada timbulnya berbagai masalah dalam perilaku. Ketidakmampuan menggunakan bahasa untuk mengkomunikasikan kebutuhannya, dapat membuat seorang anak autis berteriak-teriak (Raymond, 2004).   Bukan hanya menjadi masalah besar bagi orang tua, keberadaan anak autis juga masih menjadi hal yang membingungkan di kalangan masyarakat. Tingkah laku seperti bersikap acuh tak acuh kepada orang, sulit sekali diajak komunikasi, dan seolah hidup dalam dunianya sendiri. Hal-hal yang disebutkan tadi kadang dirasa aneh dan masyarakat yang tidak mengerti dapat mengatakan bahwa anak itu gila. Akibat yang dapat ditimbulkan dari hal di atas sangat berpengaruh pada psikologis orang tua penyandang autis. Bisa saja mereka mengabaikan karena mungkin malu atau menganggap anak mereka sebagai suatu bencana sehingga membuat anak mereka semakin parah.
Orang tua selayaknya tidak berlarut-larut mengalami  kesedihan, karena anak mereka membutuhkan peran dari orang tua untuk mendukungnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yatim (2003) menunjukkan bahwa 10% anak autisme yang mendapatkan bimbingan dan pelatihan yang baik maka anak dapat melakukan hubungan sosial dan berperilaku mendekati normal. Telah dapat dibuktikan bahwa penderita autisme dapat bertahan dan berprestasi karena adanya dukungan orang tua dan keluarga yang terus menerus (Bisono, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Anan dan Warner (2008) menunjukkan bahwa 11–14 % anak autisme yang mendapatkan dukungan intensif keluarga dapat berubah statusnya dari tidak mungkin mengalami perbaikan menjadi  mungkin untuk diperbaiki. Untuk itu dibutuhkan peran serta dan dukungan keluarga dalam mendampingi anak autisme dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana Peran  Keluarga Dalam Melatih Interaksi Sosial Anak Dengan Autisme”, dengan menggunakan metode deskriptif survey, karena  penggunaan pendekatan ini akan dapat mengidentifikasi secara mendalam Peran  Keluarga Dalam Melatih Interaksi Sosial Anak Dengan Autisme.
1.2 Rumusan Masalah           
 “Bagaimanakah peran  keluarga dalam melatih interaksi sosial anak dengan autisme. 

1.3 Tujuan Penelitian  
Mengidentifikasi peran  keluarga dalam melatih interaksi sosial anak dengan autisme.
.
1.4 Manfaat Penelitian 
            1. Masyarakat : sebagai informasi kepada masyarakat melalui yayasan tentang pentingnya peran mandiri keluarga dalam melatih interaksi sosial anak dengan autisme.
            2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan          :
a. sebagai penelitian pendahuluan untuk mengawali penelitian lebih lanjut tentang peran keluarga dalam melatih interaksi sosial anak dengan autisme.
b. sebagai salah satu sumber informasi bagi pelaksanaan penelitian bidang keperawatan tentang peran keluarga dalam melatih interaksi sosial anak dengan autisme pada masa yang akan datang dalam rangka peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
            3. Penulis          : Memperluas cakrawala wawasan penulis tentang fenomena yang sedang  marak diperbincangkan yaitu masalah peran keluarga dalam melatih interaksi sosial anak dengan autisme. Serta menerapkan teori riset keperawatan/penelitian bidang keperawatan dalam suatu bentuk penelitian.