Sabtu, 07 April 2012

Dampak Negatif Dan Positif Mie Instan

Dampak Negatif Dan Positif Mie Instan
Mie instan di klaim oleh beberapa pihak sebagai jenis makanan yang berbahaya karena mengandung lapisan lilin pada mie-nya. Lapisan ini sulit di cerna oleh tubuh dan perlu waktu sedikitnya dua hari sampai dapat dikeluarkan dar tubuh. Oleh karena itu, pihak-pihak yang mengklaim hal tersebut menghimbau agar masyarakat setidaknya memberi jarak 2 hari setelah mengkonsumsi mie instan sampai memakannya lagi. Mereka juga menyebutkan, konsumsi mie instan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan kanker karena tumpukan lilin di saluran pencernaan.
Berikut penjelasan dari informasi diatas:
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsinya
Penggunaan lilin sebagai pelapis produk mie yang telah diijinkan oleh FDA adalah penggunaan natural waxes yang terbuat dari food-grade vegetable (Jojoba oil, bayberry, castor, rice bran, soy wax), petroleum (Parafin, microcrystalline, petroleum jelly), beeswax (lilin yang dihasilkan oleh lebah), shellac- based wax (lilin yang dihasilkan oleh sejenis serangga Kierra Lacca) atau resin (lilin yang dihasilkan oleh jenis-jenis tumbuhan tertentu).
Lilin-lilin diatas banyak digunakan di dalam industri makanan, biasanya sebagai pelapis buah-buahan agar tetap segar dan tidak mudah busuk selama melalui pengangkutan dari kebun, pasar sampai meja makan pembeli. Selain itu, kemungkinan besar industri jenis makanan lain (termasuk disini mie instan) menggunakan salah satu diantaranya untuk melapisi produknya agar tidak lengket saat dimasak.
Yang perlu diperhatikan disini adalah penggunaan petroleum sebagai pelapis makanan. Petroleum adalah campuran kompleks zat hidocarbon dalam berbagai berat jenis. Hidrocarbon adalah campuran hidrogen dan carbon. Menurut beberapa penelitian yang pernah saya baca dan informasi kesehatan lain yang saya dapat, hidrokarbon dapat memicu timbulnya kanker karena menginduksi perubahan atau mutasi gen.
Selama ini kita tidak tahu, jika benar para produsen makanan tersebut menggunakan lilin sebagai pelapis produknya, lilin jenis apa yang digunakan, apakah petroleum atau jenis alami yang lain. Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hati.
Disamping penggunaan lilin, kita juga harus memperhatikan penggunaan pewarna pada produk mie instan. Yang biasa kita temui adalah penggunaan warna kuning buatan, tartrazine. Pewarna buatan ini mempunyai beberapa efek samping negatif terhadap kesehatan berhubungan dengan penyakit asma. Mungkin sebagai konsumen, kita dapat memilih produk-produk makanan yang menggunakan pewarna alami seperti beta caroten (pewarna kuning alami). Selain pewarna, kita juga harus memperhatikan penggunaan MSG dan kadar natrium total pada mie instan yang biasanya mencapai sekitar seribu miligram. Kita semua pasti tahu, bahwa kadar garam yang terlalu tinggi tidak baik bagi penderita hipertensi, jantung dan ginjal.
Beberapa hal positif darinya
Kebanyakan produk-produk mie instan telah melalui proses fortifikasi (seperti yang sudah pernah dibahas), yakni proses penambahan mikronutrien ke dalam produk. Mikronutrien ini seperti misalnya zat besi, asam folat, niasin, vitamin dan mineral seperti kalsium.
Baru-baru ini telah diperkenalkan jenis mie instan baru yang justru dapat membantu orang-orang yang mengalami kegemukan atau ingin berdiet, menurunkan berat badannya. Mie instan tersebut adalah mie yang menggunakan pectin sebagai salah satu bahan dasarnya.
Pectin adalah polisakarida linear yang terutama terdiri dari asam galacturonic dan turunannya. Saat zat ini berada di dalam lambung dan terisi cairan, ia akan mengembang dan mengisi penuh perut, dan konsistensinya membuat lama berada dalam saluran pencernaan, sehingga memperlambat timbulnya rasa lapar.
Menurut penelitian, serat pectin dapat mengurangi absorbsi pada saluran pencernaan sehingga menurunkan level kolesterol darah, meningkatkan peristaltik usus, mengurangi konstipasi dan mengurangi resiko kanker saluran cerna.
Hasil dari penelitian Instant Noodles with pectin for Weight Reduction menyebutkan bahwa efikasi penurunan berat badan dan pembentukan postur tubuh pada penggunaan mie instan dengan pectin lebih baik daripada mie instan dengan formula standar (tanpa pectin).
Dari beberapa ulasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi mie instan tidak sepenuhnya berbahaya, bahkan bermanfaat selama dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan.

PROMOSI KESEHATAN HIV/AIDS

TUGAS PROMOSI KESEHATAN
HIV/AIDS















Disusun oleh:

Agista Paramitha     (0901100045)
Debby Syahru R      (0901100052)
Fathur Rohman       (0901100060)
Fitriana                    (0901100063)
Meita Trisna            (0901100073)
Moch. Faris              (0901100074)





KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG
2011


A.     PENGERTIAN AIDS
Apakah AIDS itu?
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV.
Acquired : didapat, bukan penyakit keturunan.
Immune : system kekebalan tubuh
Deficiency : kekurangan
Syndrome : kumpulan gejala-gejala penyakit

B.     PENYEBAB AIDS
AIDS  diebabkan oleh suatu jenis Retrovirus  yang disebut Human Deficiency Virus atau disingkat menjadi HIV.
Apakah HIV itu?
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi.

C.     TANDA DAN GEJALA HIV-AIDS,
1.      Gejala Mayor
a.    Pada orang dewasa terdiri dari :
1)        Penurunan berat badan lebih dari 10%
2)        Diare kronik lebih dari satu bulan
3)        Demam lebih dari satu bulan ( continue/intermitten)
b.    Pada anak terdiri dari :
1)         Penurunan berat badan atau pertumbuhan lambat yang abnormal
2)         Diare kronik lebih dari satu bilan.
3)         Demam lebih dari satu bulan.
2.      Gejala Minor
a.       Pada orang dewasa terdiri dari:
1)      Batuk lebig dari satu bulan
2)      Dermatitis pruritus umum.
3)      Herpes zoster rekuren
4)      Kandidiasis orafaring
5)      Limfadenopati umum.
6)      Herpes simplex diseminata kronis nprogresif
b.      Pada anak terdiri dari :
1)      Limfadenopati umum
2)      Kandidiasis orofaring
3)      Infeksi umum yang terulang ( otitis. Faringitis,dsb)

D.     CARA PENULARAN
1.         Melalui hubungan seksual dengan seorang yang sudah terinfeksi HIV tanpa memakai kondom.
2.         Melalui transfuse darah atau alat-alat yang telah tercemar HIV.
3.         Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya atau kepada bayi yang disusuinya.
4.         Melalui pemakaian jarum suntik yang bergantian
HIV Tidak Ditularkan melalui:
1.      Jabatan tangan
2.      Ciuman persahabatan
3.      Kloset
4.      Cangkir, pisau, alat dapur, serbet yang dipakai bersama
5.      Alas tidur yang dipakai bersama
6.      Tinggal bersama dalam rumah, flat atau tempat kerja.
7.      Makanan yang dimakan bersama
8.      Batuk dan bersin
9.      Menangis
10.  Makan di restoran
11.  Dari memijat, mencium, mansturbasi atau kontak tubuh non seksual
12.  Sebagai donor darah. Tindakan ini aman.
13.  Bila yang dipakai untuk tindik telinga dan tattoo adalah baru atau tekah disterilisasi dengan baik sebelum digunakan pada anda.
14.  Bila jarum akupuntur dan alat elektrolisis adalah baru atau telah di sterilisasi dengan baik.
E.     PERJALANAN HIV-AIDS
Bagaimana Perjalanan Penyakit HIV-AIDS itu?
v  Stadium I
infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan di ikuti terjadinya perubahan serologic ketika antibody terhadap virus tersebut dari negative berubah menjadi positif. Lamanya antara 1-3 bulan bahkan bisa sampai 6 bulan.
v  Stadium II (asimptomatik/ tanpa gejala)
Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukan gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata selama 5-10 tahun.
v  Stadium III ( pembesaran kelenjar limfe)
Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenja limfe secara menetap dan merata (Persistent Generalize Lymphadenopathy),  tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih dari satu bulan.
v  Stadium IV (AIDS)
Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit saraf, dan penyakit infeksi sekunder.

F.      TES HIV
Jenis tes apa saja yang dapat mendeteksi infeksi HIV ?
     Beberapa tes yang sering dipakai untuk menguji antibody HIV adalah ELISA, LATEX AGLUTINATION, WESTERN BLOT. Apabila hasil tes ELISA atau LATEX AGLUTINATION menunjukkan seseorang terinfeksi HIV hasilnya perlu di konfirmasikan dengan tes WSTERB BLOT sebelum dipastikan sebagai HIV positif.
Tes tertentu juga dapat dilaksanakan nuntuk menguji antigen HIV, yaitu tes antigen p 24 atau polymerase cain reaction (PCR). PCR ini hanya dipakai untuk penelitian kasus-kasus yang sulit di deteksi dengan tes antibody. Misalnya untuk tes pada bayi yang lahir dari ibu HIV positif dan kasus-kasus yang diperkirakan berada dalam window period.

G.    PENCEGAHAN HIV-AIDS
Bagaimana cara mencegah penularan HIV lewat hubungan seks ?
Untuk mencegah penularan HIV lewat hubungan seksual ada 3 cara, yaitu :
1.      Abstinensi (atau puasa, tidak melakukan hubungan seks)
2.      Melakukan prinsip monogamy yaitu tidak berganti-ganti pasangan dan saling setia pada pasangannya.
3.      Untuk melakukan hubungan seksual yang mengandung resiko, dianjurkan melakukan seks aman termasuk menggunakan kondom.
Bagaimana cara mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar HIV ?
Untuk mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar darah HIV ada 2 hal yang perlu diperhatikan :
1.      Semua alat yang menembus kulit dan darah (seperti jarum suntik, jarum tattoo, atau pisau cukur) harus disterilisasi dengan cara yang benar.
2.      Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain.
Bagaimana cara mencegah penularan HIV lewat tranfusi darah atau produk darah yang lain ?
Untuk mencegah penularan lewat tranfusi darah atau produk darah lain, perlu screening terhadap semua darah yang akan ditranfusikan atau yang akan dipergunakan untuk diproses sebagai produk darah. Jika darah ini ternyata sudah tercemar harus dibuang. Screening darah sudah dilakukan darah oleh PMI.
Bagaimana cara mencegah penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janinnya ?
Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janinnya tidak selalu dapat dicegah.

H.    Pengobatan
Sementara ini pengobatan untuk AIDS masih bersifat memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas hidupnya. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat membasmi HIV. Walaupun demikian, akhir-akhir ini terdapat racikan baru yang dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan HIV dan dianggap potensial untuk mengatasi AIDS.
Ada beberapa jenis obat yang diperlukan ODHA yaitu :
1.      Obat penghambat HIV berkembang biak atau disebut obat golongan anti retroviral.
2.      Obat anti jamur
3.      Obat untuk kanker Kaposi
4.      Obat untuk tuberculosis
5.      Obat untuk penyakit Cytomegalovirus yang menyerang retina.
6.      Obat untuk pneumonia.
7.      Obat-obatan untuk penyakit infeksi lainnya.
8.      Obat-obatan untuk mencegah timbulnya atau kambuhnya beberapa penyakit infeksi.