Kamis, 22 September 2011

citra scolastika everybody knew

Ketika ku lihat kau bersama dia
Tak ada penyesalan dalam hidupku
Dan apa yang ku rasakan saat ini
Seperti dahulu ku tak mengenalmu

Ketika ku lihat kau bersama dia
Tak ada lagi hasrat dalam hidupku
Kepada dirimu yang dulu tercinta
Tak ada lagi kenangan
Takkan lagi harapan

Everybody knew you're a liar
Everybody knew you're a player
Everybody knew you're never
Serious with you love again
And I tell you once again baby

Ketika ku lihat kau bersama dia
Tak ada penyesalan dalam hidupku
lyricsalls.blogspot.com
Dan apa yang ku rasakan saat ini
Seperti dahulu ku tak mengenalmu

Everybody knew you're a liar
Everybody knew you're a player
Everybody knew you're never
Serious with you love again
And I tell you once again

Everybody knew you're a liar
Everybody knew you're a player
Everybody knew you're never
Serious with you love again
And I tell you once again
Serious with you love again
And I tell you once again oh baby

asuhan keperawatan Diabetes Mellitus

ASKEP DIABETES MELLITUS

I. KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN.
Adalah suatu penyakit kronik yang komplek disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan membran elektron.

B. ETIOLOGI.
Insulin Dependent Diabetes Melitus ( IDDM ) atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin ( DMTI ) disebabkan oleh destruksi sel B pulau langerhans akibat proses autoimun.
Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( NIDDM ) atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin ( DMTTI ) disebabkan kegagalan relatif sel B dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.
Sel B tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defesiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel B pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.

C. PATOFISIOLOGI.
Dalam proses pencernaan yang normal, karbohidrat dari makanan diubah menjadi glukosa, yang berguna sebagai bahan bakar atau energi bagi tubuh manusia. Hormon insulin mengubah glukosa dalam darah menjadi energi yang digunakan sel. Jika kebutuhan energi telah mencukupi, kebutuhan glukosa disimpan dalam bentuk glukogen dalam hati dan otot yang nantinya bisa digunakan lagi sebagai energi setelah direkonvensi menjadi glukosa lagi. Proses penyimpanan dan rekonvensi ini membutuhkan insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang mengurangi dan mengontrol kadar gula darah sampai pada batas tertentu.
DM terjadi akibat produksi insulin tubuh kurang jumlahnya atau kurang daya kerjanya, walaupun jumlah insulin sendiri normal bahkan mungkin berlebihan akibat kurangnya jumlah atau daya kerja insulin. Glukosa yang tidak dapat dimanfaatkan oleh sel hanya terakumulasi di dalam darah dan beredar ke seluruh tubuh. Gula yang tidak dikonvensi berhamburan di dalam darah, kadar glukosa yang tinggi di dalam darah akan dikeluarkan lewat urin, tingginya glukosa dalam urin membuat penderita banyak kencing ( polyuria ), akibatnya muncul gejala kehausan dan keinginan minum yang terus – menerus ( polydipsi ) dan gejala banyak makan (polypasia), walaupun kadar glukosa dalam darah cukup tinggi. Glukosa dalam darah jadi mubazir karena tidak bisa dimasukkan ke dalam sel – sel tubuh.

D. TANDA DAN GEJALA.
Gejala sering baru timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengindap penyakit ini.
Gejala yang sering muncul adalah :
1. Sering buang air kecil terutama pada malam hari.
2. Gatal – gatal terutama pada alat kelamin bagian luar.
3. Kesemutan dan kram.
4. Cepat merasa lapar dan kehausan.
5. Gairah sex menurun.
6. Cepat merasa lelah dan mengantuk.
7. BB menurun, nafsu makan bertambah.
8. Penglihatan kabur.
9. Mudah timbul abses dan kesembuhan yang lama.
10. Ibu melahirkan bayi lebih dari 4 kg.
11. Ibu sering mengalami keguguran atau melahirkan bayi mati.

E. KOMPLIKASI.
1. Kardiovaskuler : hipertensi, infak miokard.
2. Mata : retinopati, katarak.
3. Syaraf : neuropati.
4. Paru – paru : TBC.
5. Kulit : gangren, ulkus.
6. Hati : sirosis hepatis.

F. PENATALAKSANAAN.
Dalam jangka pendek penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan keluhan atau gejala DM. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencegah komplikasi.
Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid dan insulin. Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien secara holistik dan mengajarkan kegiatan mandiri.
Kerangka utama penatalaksanaan DM yaitu perencanaan :
• makanan ( diet ).
• Latihan jasmani.
• Obat – obatan.


II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS

1. Pengkajian.
Mengumpulkan data pasien DM baik dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, wawancara, observasi dan dokumentasi secara biopsikososial dan spiritual.
a. Identitas klien.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, no.register RS, Diagnosa medis, penanggung jawab.
Keluhan utama.
Biasanya pasien datang dengan keluhan : pusing, lemah, letih, luka yang tidak sembuh.
b. Riwayat penyakit sekarang.
• perubahan pola berkemih.
• Pusing.
• Mual, muntah.
• Apa ada diberi obat sebelum masuk RS.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Apakah pasien punya penyakit DM sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga.
Tanyakan pada pasien apa ada keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti yang di derita pasien.
e. Pemeriksaan fisik.
• Keadaan umum : penampilan, tanda vital, kesadaran, TB, BB.
• Kulit : keadaan kulit, warnanya, turgor,edema, lesi, memar.
• Kepala : keadaan rambut, warna rambut, apa ada massa.
• Mata : bagaimana pupilnya, warna sklera, kunjungtiva, bagaimana reaksi pupil terhadap cahaya, apakah menggunakan alat bantal.
• Hidung : strukturnya, apa ada polip, peradangan, fungsi penciuman.
• Telinga : strukturnya, apa ada cairan keluar dari telinga, peradangan, nyeri.
• Mulut : keadaan mulut, gigi, mukosa mulut dan bibir, apa ada gangguan menelan.
• Leher : keadaan leher, kelenjar tiroid.
• Dada/pernapasan/sirkulasi : bentuk dada, frekuensi napas, apa ada bunyi tambahan, gerakan dinding dada.
• Abdomen : struktur, kebersihan, apa ada asites, kembung, bising usus, apa ada nyeri tekan.
f. Kebutuhan biologis.
• Nutrisi : pola kebiasaan makanan,
jenis makanan / minuman.
• Eliminasi : pola, frekuensi, jumlah, warna, bau, konsistensi (BAK/BAB ).
• Istirahat / tidur : kebiasaan tidur selama di rumah dan RS.
• Aktivitas : Apakah terganggu atau terbatas, faktor yang memperingan atau memperberat, riwayat pekerjaan.
g. Riwayat psikologis.
Bagaimana pola pemecahan masalah pasien terhadap masalahnya demikian juga keluarga.
h. Riwayat sosial.
Kebiasaan hidup, konsep diri terhadap masalah kesehatan, hubungan dengan keluarga, tetangga, dokter, perawat.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL PADA DIABETES MELLITUS.
1. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kelemahan anggota tubuh ditandai, pasien mengelih badan terasa lemah, berjalan dengan di bantu.
Tujuan : mobilisasi fisik terpenuhi.
Intervensi :
1. Kaji tingkat kelemahan
2. Diskusikan dengan pasien pentingnya aktivitas
3. Berikan partisipasi pasien dalam ADL
4. Dekatkan peralatan yang dibutukan pasien
5. Monitor tanda vital setelah dan sebelum melakukan aktiovitas ringan
6. Bantu pasien melakukan aktipitas ringan.

2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah ditandai Pasien mengatakan ia sering ingin buang air kecil, kadar gula sewaktu dan kadar gula darah puasa.
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit:
Intervensi :
1. Kaji perubahan warna kulit
2. Anjurkan pasien berhati-hati dalam melakukan aktifitas (kekamar kecil)
3. Beritahu pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung pemanis.
4. Beritahu atau beri penjelasan tentang hal yang berhubungan dengan penyakitnya.
3. Risiko hipoglikemia berhubungan dengan terlalu banyak insulin, makan sedikit, gula darah terlalu drastis turun ditandai kulit pucat, lembab, takikardi, diaforesis, gugup.
Tujuan : Mengatasi dan meminimalkan episode abnormal gula darah dan komplikasi vaskuler.
Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala hipoglikemi :
a. Glukosa darah < 70 mg/dl
b. Kulit dingin, pucat, lembab
c. Takikardia, diaforesis
d. Gugup, gelisah
e. Inkoordinasi
f. Cenderung tidur
g. Ketidaksadaran tentang Hipoglikemia.